Imam al Ghazali : Jauhi perdebatan Karena, dengan berdebat, kita telah menyakiti, menganggap bodoh, dan mencela orang yang kita debat.
Selain itu, kita menjadi berbangga diri serta merasa lebih pandai dan berilmu. Ia juga menghancurkan kehidupan. Manakala engkau mendebat orang bodoh, ia akan menyakitimu. Sedangkan manakala engkau mendebat orang pandai, ia akan membenci dan dengki padamu.
Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang meninggalkan perdebatan sedang ia dalam keadaan salah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di tepi surga. Dan siapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia dalam posisi yang benar Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga yang paling tinggi.”
Jangan sampai engkau tertipu oleh setan yang berkata padamu, “Tampakkan yang benar, jangan bersikap lemah!” Sebab, setan selalu akan menjerumuskan orang dungu kepada keburukan dalam bentuk kebaikan. Jangan sampai engkau menjadi bahan tertawaan setan sehingga dia mengejekmu.
Menampakkan kebenaran kepada mereka yang mau menerimanya adalah suatu kebaikan. Tetapi hal itu harus dilakukan dengan cara memberikan nasihat secara rahsia bukan dengan cara berdebat. Sebuah nasihat memiliki karakter dan bentuk tersendiri. Harus dilakukan dengan cara yang baik. Jika tidak, ia hanya akan mencemarkan aib orang. Sehingga keburukannya lebih banyak daripada kebaikan.
Orang yang sering bergaul dengan para fakih zaman ini memiliki karakter suka berdebat sehingga ia sukar untuk diam. Sebab, para ulama su’ mengatakan padanya bahawa berdebat merupakan sesuatu yang mulia dan mampu berdiskusi merupakan satu kebanggaan. Oleh karena itu, hindarilah mereka sebagaimana engkau menghindar dari singa.
Ketahuilah,perdebatan merupakan sebab datangnya murka Allah dan murka makhluk-Nya.
Kredit fb Syed Akmal BenYahya
